KEPEMIMPINAN
DALAM PENDIDIKAN
AHMAD ROZALI
MAHASISWA STAIN SAS BABEL PAI B
Dalam kehidupan
sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan
pemerintahan sering kali kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta
kekuasaan. Ketiga kata tersebut ini memang memiliki hubungan yang berkaitan
satu dengan lainnya.
Sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di negara kita Indonesia
ini, maka kewajiban dan tanggung jawab para pemimpin pendidikan sebenarnya
sangatlah besar umumnya kepala sekolah khususnya harus mengalami pengembangan
dan perubahan pula.
Kepemimpinan
ini menurut konsep Islam sebenarnya memiliki dasar-dasar yang sangat kuat dan
kokoh. Ia tidak dibangun tidak saja oleh nilai-nilai transendental, namun telah
dipraktekkan berabad-abad yang lalu oleh nabi Muhammad SAW, para Sahabat dan
khulafa’ al-rasyidin.
Kepemimpinan
dalam pendidikan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan
kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru-guru dan
situasi yang kondusif. Jadi, perilaku kepala sekolah harus mendorong kinerja
para guru dengan menunjukan rasa bersahabat dekat dan penuh pertimbangan
terhadap para guru, baik sebagai individu maupun secara berkelompok.
Dalam
kepemimpinan yang demokratis seperti sekarang ini, pengawasan atau supervisi itu
harus bersifat demokratis pula. Suverpisi merupakan kependidikan secara
kooperatif. Dalam tingkat ini, supervisi itu bukanlah suatu pekerjaan yang
dipegang oleh seorang petugas, melainkan merupakan pekerjaan-pekerjaan bersama
yang dikoordinasikan. Tanggung jawab tidak dipegang sendiri oleh supervisor,
melainkan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan tingkat, keahlian, dan kecakapan
masing-masing.
Supervisor
adalah seorang yang profesional dalam menjalankan tugasnya. Ia bertindak sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Masalah penting
yang sangat perlu mendapatkan perhatian bagi para pengawasan dan kepala sekolah
selaku supervisor ialah untuk menemukan cara-cara bekerja secara kooperatif
yang efektif. Kemajuan dalam situasi belajar murid-murid tidak dapat dicapai
dengan memusatkan perhatian kepada teknik-teknik mengajar semata-mata.
Menutut Wahjosumidjo
dalam praktek organisasi, kata “memimpin” mengandung konotasi atau makna
menggerakan, mengarahkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina,
memberikan keteladanan, memberikan dorongan dan memberikan bantuan dan lain
sebagainya.
Untuk memajukan
pengajaran dan mutu pendidikan, supervisor harus mau memajukan kepemimpinan
yang mengembangkan program sekolah, dan memperkaya lingkungan bagi semua guru,
mengusahakan kondisi-kondisi yang memungkinkan orang-orang dapat bermufakat
tentang tujuan-tujuan pendidikan dan cara-cara pelaksanaannya dan memperoleh
sumber-sumber yang memungkinkan pertumbuhan yang individual maupun kelompok
dalam pandangan dan kecakapan mereka.
Seorang supervisor
sebanarnya hendak memiliki ciri-ciri pribadi sebagai guru yang baik, memiliki
pembawaan cerdas yang tinggi, memiliki pandangan yang luas mengenai proses
pendidikan dalam masyarakat. Dan supervisor juga hundaknya bekerja sama dengan
guru-guru, karna tugasnya adalah membantu guru yang lain dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya di kelas maupun di luar kelas.
Para pemimpin
pendidikan bukan masanya lagi untuk memaksa bawahannya, menakut-nakuti dan
melumpuhkan kreatifitas dari staff-staffnya, sebab sikap ini tidak akan dapat
menciptakan situasi dan relasi dimana mereka merasa aman dan tenang untuk
mengembangkan kreatifitasnya. Kedepannya diharapkan para pengelola sekolah dan
kepala madrasah khusunya dapat melakukan fungsinya sebagai supervisor, terlibat
langsung dengan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh guru di kelas atau
lingkungan sekolah, ikut berpartisipasi dalam pengembangan madrasah dan sekolah
dari aspek yang paling dasar, siswa dan guru.
Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan oganisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan.
Menurut
pandangan Islam, kepemimpinan merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak
hanya dipertanggungjawabkan kepada angota-anggota yang dipimpinnya, tetapi juga
akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. Jadi, dipertanggungjawabkan
kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal tetapi bersifat
vertical-moral.
Tugas
kepemimpinan ialah untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti yang
telah disebutkan sebelumnya yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan, dan mengawasi.
Terlaksananya
tugas-tugas tersebut tidak tercapai hanya oleh pemimpin seorang diri saja,
tetapi cara dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Dan agar
orang-orang yang dipimpinnya bekerja secara efektif seorang pemimpin di atas
harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan
manusiawi.
Fungsi
kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu
menyediakan sistem komunikasi, memlihara kesedian bekerja sama dan menjamin
kelancaran serta keutuhan organisasi atau perusahaan yang dipimpin.
Dan Bicara
tentang kepemimpinan khususnya kepala sekolah, tipe-tipe kepemimpinan yang
pokoknya ada tiga sebagai berikut:
Pertama kepemimpinan
yang otokratis, kepemimpinan ini bertindak sebagai diktator terhadap
anggota-anggotanya baginya, memimpin adalah menggerakan dan memaksa kelompok.
Kekuasaan pemimpin yang otokratis hanya dibatasi undang-undang saja. Dan
pemimpin yang otokratis tidak menghendaki rapat-rapat atau musyawarah.
Berkumpul atau rapat hanyalah untuk menyampaikan instruksi-instruksi setiap
perbedaan pendapat di antara anggota-anggota kelompoknya diartikan sebagai
kepicikan, perkembangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau
instruksi yang telah ditetapkannya.
Kedua kepemimpinan
yang laissez faire, dalam kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan
pimpinan. Tipe ini diartikan membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya.
Pemimpin yang temasuk tipe ini sama sekali dan memberikan kontrol dan koreksi
terhadap pekerjaan anggota-anggotanya.
Di dalam tipe
kepemimpinan ini, biasanya struktur organisasinya tidak jelas dan kabur. Segala
kegiatan anpa rencana yang terarah dan tanpa pengawasan dari pimpinan. Dan oleh
karna itu, tipe kepemimpinan ini sering kali dianggap sebagai seorang pemimpin
yang kurang memiliki rasa tanggung jawab yang wajar terhadap organisasi yang
dipimpinnya.
Ketiga kepemimpinan
yang demoktatis, pemimpin yang betipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya
bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin yang di tengah-tengah
anggota kelompoknya. Hubungan dengan anggota kelompok bukan sebagai majikan terhadap
buruhnya, melainkan sebagai saudara tua diantara teman-teman sekerjanya, atau
sebagai kakak terhadapa saudara-saudaranya.
Pemimpin yang
demokratis selalu berusaha menstimulasi angota-angotanya agar bekerja secara
koopratif untuk mencapai tujuan bersama.
Rahasia utama
kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaannya,
bukan kecerdasannya tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati
selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sebuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin juga
bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu
yang tumbuh dan berkembang dari dalam dari seseorang. Kepemimpinan lahir dari
proses internal (leadership from the inside out).
Seorang
pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat dan bisa mengayomi para
bawahannya, pemimpin yang baik adalah orang yang dapat melangkah dengan tapak
kaki tanpa merusak citranya. Dan pemimpin yang efektif adalah memberikan contoh
bukan perintah. Pergunakanlah tipe kepemimpinan yang ada sesuai dengan situasi
dan kondisi yang ada, agar tujuan kelompok atau organisasi dapat tercapai
dengan cara yang efektif dan efesien.
Seorang
pemimpin tidak disarankan untuk memiliki sifat yang egois, karena seorang
pemimpin yang baik harus menerima kritik dan saran dari bawahannya.
“Contoh,
Teladan, itulah bentuk kepemimpinan terbaik” (Albert Schweitzer) (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar